TIMES PONTIANAK, JAKARTA – Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) menegaskan bahwa sertifikasi halal bukan hanya persoalan agama, melainkan juga memiliki peran penting dalam ekonomi, kesehatan dan daya saing global.

“Halal bukan hanya perkara agama semata, tetapi menyangkut kepercayaan, kesehatan masyarakat, serta kekuatan ekonomi nasional,” kata Kepala BPJPH, Ahmad Haikal Hasan dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (8/10/2025).

Dalam konteks ekonomi, Haikal mengatakan sertifikat halal berperan sebagai added value atau nilai tambah untuk meningkatkan daya saing dan memperluas akses pasar.

Selain itu, ia melanjutkan, sertifikat halal meningkatkan kepercayaan konsumen, termasuk konsumen global yang semakin melihat halal sebagai jaminan mutu dan kebersihan, sehingga produk Indonesia lebih kompetitif.

Dalam konteks lebih luas, sertifikasi halal menciptakan ekosistem halal yang mendorong pertumbuhan industri halal, pariwisata halal, hingga keuangan syariah, yang semuanya berkontribusi pada perekonomian nasional.

“Dalam dimensi kesehatan, halal juga hadir sebagai bentuk jaminan keamanan dan kebersihan. Halal is symbol of health, clean and quality,” kata Haikal.

Ia menambahkan, kesehatan menjadi hal yang identik dengan halal karena proses sertifikasi halal yang mensyaratkan standar higienitas yang tinggi. Misalnya, bahan baku harus jelas asal-usulnya, bebas dari kontaminasi najis/kotoran dan pengolahannya memenuhi standar sanitasi.

Menurutnya, produk halal juga wajib mencantumkan komposisi dan melalui audit ketat. Ini mencegah penggunaan bahan berbahaya atau merugikan kesehatan konsumen.

Untuk itu, Haikal mengatakan bahwa mulai Oktober 2026, tahap kedua dari kewajiban sertifikasi halal bagi berbagai jenis produk akan berlaku di Indonesia, sebagai upaya penguatan ekosistem halal dalam negeri.

“Karena itu BPJPH terus bekerja keras untuk memastikan ekosistem halal kita semakin siap menghadapi mandatory halal. Tahap awal yang kami lakukan adalah menyiapkan regulasi yang kokoh,” pungkasnya. (*)