Pendidikan

Zainuddin, Guru Besar UM yang Dirikan Banyak Sekolah dan Perguruan Tinggi di Blitar     

Rabu, 19 Agustus 2020 - 09:27
Zainuddin, Guru Besar UM yang Dirikan Banyak Sekolah dan Perguruan Tinggi di Blitar      Zainuddin, pendiri sekaligus Rektor UNU Blitar, Minggu (16/08/2020). (Foto: Nadira Rahmasari/TIMES Indonesia)

TIMES PONTIANAK, BLITAR – Pemerataan pendidikan dengan membuat lembaga-lembaga pendidikan berkualitas dan berjarakter menjadi impian besar bagi seorang Prof. Dr. H. M. Zainuddin, M.Pd. Sebagai guru besar di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang (UM), Zainuddin paham pentingnya pendidikan berkualitas untuk membangun generasi yang hebat. 

Hal itulah yang melandasi Zainuddin untuk mendirikan banyak lembaga pendidikan di Blitar, Jawa Timur.  Ia mulai mendirikan lembaga pendidikan di Blitar sejak tahun 1997. 

Menurutnya, mendirikan sekolah adalah jariyah atau ladang amal sekaligus sebagai wujud kontribusi dalam mendidik anak berkarakter religius. 

Zainuddin-b.jpg Lembaga pendidikan tingkat dasar yang didirikan Zainuddin yaitu SDI Kota Blitar, Minggu (16/08/2020). (Foto: Nadira Rahmasari/TIMES Indonesia)

"Alhamdulillah semua yang saya dirikan berkembang dengan baik dan menjadi sekolah favorit di Kota Blitar dan di Kabupaten Blitar,” ujar Zainuddin kepada TIMES Indonesia, Sabtu (15/8/2020).

Banyak lembaga pendidikan di Blitar yang telah memang didirikan oleh Zainuddin, dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. 

Sebut saja, Paud Lab UNU Blitar, TK Al-Hidayah Tlumpu, SDI Kardina Massa, SDI Kota Blitar, SD Lab UNU Blitar, SDI Tarbiyatul Falah Blitar, SDI Kauman Srengat dan SDI Ma’arif Kota Blitar. Untuk lembaga pendidikan di tingkat menengah adalah SMPI Ngegong, SMPI Tarbiyatul Falah Blitar, MTs Maftahul Ulum Jatinom, SMPI Darul Falah Jeblog dan MA Maftahul Ulum Jatimom. 

Sedangkan di lembaga pendidikan di tingkat  tinggi adalah STKIP PGRI Blitar, Universitas Islam Blitar dan Universitas Nahdlatul Ulama Blitar.

Zainuddin mengatakan, ia tidak pernah berpikir harus meraih untung secara materi di setiap sekolah yang didirikannya. Ia sudah merasa puas dan lebih dari cukup dengan apabila sekolah yang didirikannya bisa berkembang lebih baik. Bahkan tak pernah ia dapatkan bayaran apalagi pensiunan dari lembaga pendidikan yang ia dirikan. 

“Nggak saya malah mengeluarkan kocek untuk membiayai pendirian sekolah apalagi sekolah bakal. Begitu baik, ya saya serahkan saya nggak mendapatkan apa-apa. Hanya dapat kepuasan kok bisa berkembang itu sudah marem saya. Ya nggak dapat apa-apa. Ya nggak dapat uang ya nggak dapat pensiun. Yang meneruskan malah dapat bayaran. Seperti SDI itu tapi ya nggak dapat apa-apa,” ujar Zainuddin.

Pahlawan tanpa tanda jasa memang sebutan yang sangat tepat untuk Zainuddin. Ia tak pernah ingin dikenang dalam mendirikan lembaga pendidikan. Baginya, dengan mendirikan sekolah adalah jariyah agar anak-anaknya bisa di mudahkan dalam menuntut ilmu. 

Dan benar, anak-anak Zainuddin sebanyak 14 anak semua bersekolah sampai perguruan tinggi. Tinggal satu anak yang kini sedang menduduki bangku SMA itupun juga sudah kelas 3 SMA. 

“Ya dikenang, tapi ada yang ingat ada yang nggak. Dan saya tidak butuh itu. Tidak butuh dikenang hanya ingin jariyah saja. Tidak perlu di puji-puji orang. Karena anak-anak saya kan banyak. Itu sebagai jariyah saja kepada anak-anak saya. Mudah-mudahan anak-anak saya sama Allah dimudahkan segala urusannya,” ujar Zainuudin.

Lika-liku mendirikan lembaga pendidikan dilalui Zainuddin dengan gigih. Menurut Zainuddin yang paling sulit adalah berkomunikasi dengan rekan dan masyarakat. Karena tidak semua orang bisa satu tujuan. Untuk promosi ia lakukan dengan datang ke pengajian-pengajian untuk memberikan pencerahan mengenai program dan keunggulan masa depan dari lembaga yang didirikannya. 

Sedangkan untuk perizinan mendirikan lembaga pendidikan bagi Zainuddin bukanlah suatu hal yang sulit karena dulunya ia pernah menjabat sebagai wawali Blitar. 

“Kalau perizinan Alhamdulillah saya ini mudah, saya mantan pejabat waktu itu. Mantan pejabat wawali jadi semuanya kenal dengan saya sehingga dimudahkan untuk urusan itu. Kalau tanpa itu, kira-kira bisa sulit tanpa itu, ya memanfaatkan posisi,” ujar Zainuddin.

Rektor Universitas Negeri Malang pun sangat mendukung Zainuddin dalam mendirikan lembaga pendidikan. Yakni dengan mengizinkan Zainuddin menjadi Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Blitar. Hal itu dilakukan Rektor UM karena niat mulia Zainuddin yang ingin mengabdi demi pendidikan Indonesia. Agar rakyat Indonesia yang ekonominya lemah dapat melanjutkan ke perguruan tinggi. “Tidak papa (menjadi guru besar UM sekaligus rektor UNU Blitar). Dapat surat resmi diiinkan dari rektor untuk jadi rektor, dari Rektor UM untuk menjadi rektor UNU dan itu bentuk pengabdian," ucap Zainuddin. (*)

Pewarta : Nadira Rahmasari (MG-286)
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Pontianak just now

Welcome to TIMES Pontianak

TIMES Pontianak is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.