TIMES PONTIANAK, MALANG – Dewan Mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang (UM) menggelar Seminar Pekikan Sastra 2025 pada Minggu (11/5/2025) di Gedung AVA D14, Fakultas Sastra UM.

Seminar yang merupakan bagian dari rangkaian acara Pekikan Sastra 2025 ini berlangsung selama dua hari, 10–11 Mei 2025 dengan mengusung tema besar 'Setara tapi Berbeda; Adil Tanpa Memihak'.

Kegiatan ini menghadirkan Prof Dr Hj Yuni Pratiwi, MPd sebagai narasumber utama. Dalam pemaparannya, Prof. Yuni mengangkat pentingnya merangkul kesetaraan gender sebagai langkah awal menjembatani perbedaan.

Ia menekankan bahwa kesetaraan bukan tentang menyamakan segalanya, melainkan memberikan akses setara bagi laki-laki dan perempuan dalam berbagai aspek kehidupan seperti pendidikan, ekonomi, dan politik.

“Ketika akses dibuka, hidup adalah pilihan. Semua mendapat kesempatan untuk berkembang secara maksimal,” ujar Prof. Yuni.

Ia juga menyoroti bahwa ketimpangan gender banyak dipengaruhi oleh sistem patriarki maupun matriarki yang sudah berakar dalam sejarah dan disosialisasikan sejak dini, melalui didikan orang tua dan media.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa kesetaraan gender adalah hasil konstruksi sosial dan budaya yang harus diarahkan untuk menciptakan relasi yang bermartabat dan adil. 

“Relasi gender bukanlah medan pertempuran, tapi ruang kolaborasi, komunikasi, dan empati lintas gender,” tambahnya.

Seminar ini dibuka oleh Evynurul Laily Zen, SS, MA, PhD selaku Wakil Dekan I Fakultas Sastra UM. Dalam sambutannya, ia berharap kegiatan ini mampu memberikan perspektif baru dan tidak berhenti sebatas wacana semata. 

“Semoga dalam seminar hari ini kita bisa menemukan esensi dari kesetaraan, dan membawanya dalam kehidupan sehari-hari,” ucapnya.

Sementara itu, Andhika Gilang, selaku ketua pelaksana, menjelaskan bahwa Pekikan Sastra merupakan acara tahunan Fakultas Sastra yang bertujuan menyalurkan bakat dan ekspresi mahasiswa. 

“Tahun ini kami mengangkat isu kesetaraan gender dengan harapan dapat mendorong pemerataan pemahaman dan praktik kesetaraan gender di Indonesia,” ujarnya.

Selain seminar, Pekikan Sastra 2025 juga dimeriahkan dengan berbagai lomba seperti cipta puisi, baca puisi, cover lagu, dan desain poster yang digelar sehari sebelumnya, Sabtu (10/5/2025). (*)